Loading...

Thursday 2 August 2012


BNO-IVP

BNO IVP (blaas nier oversight) atau KUB (Kidney Ureter Bladder) IVU (Intra Venous Urography)
Adalah suatu tindakan untuk memvisualisasikan anatomi, dan fungsi ginjal ureter dan kandung kencing. Termasuk didalamnya fungsi pengisian dan pengosongan buli. Pemeriksaan ini diindikasikan untuk:
- Kecurigaan adanya batu disaluran kencing.
- Kecurigaan tumor/keganasan traktus urinarius.
- Gross hematuria.
- Infeksi traktus urinarius yang berulang setelah terapi antibiotik yang adekuat.
-  Pasca trauma deselerasi dengan hematuria yang bermakna.
-  Trauma dengan jejas di flank dengan riwayat shock, dan shok telah stabil.
-  Menilai/evaluasi/follow up tindakan urologis sebelumnya.
Untuk trauma traktus urinarius gold standard adalah CT scan dengan kontras. Dilakukan BNO-IVP jika tidak dapat dilaksanakan CT scan (biaya, tidak adanya fasilitas). Untuk usia anak anak, jika terdapat hematuria berapapun (any degree of hematuria) telah masuk indikasi BNO IVP, meskipun tidak terdapat riwayat shock.

Tindakan ini dikontraindikasikan bagi:
- Pasien yang alergi terhadap komponen kontras (iodine).
- Mengkonsumsi metformin.
- Kehamilan
Untuk pasien yang mengkonsumsi metformin tidak diperkenankan BNO-IVP oleh karena dapat terjadi asidosis metabolik. Untuk pemeriksaan BNO-IVP pasien yang mengkonsumsi metformin harus stop minum metformin minimal 48 jam sebelum BNO-IVP dan minum metformin lagi setelah 72 jam.
Syarat BNO-IVP adalah keatinin kurang dari 2 mg/dl. Jika kadar kreatinin lebih dari 2 mg/dL maka dilakukan BNO-USG dan renogram.
Pesiapan BNO-IVP, seumpama foto dilakukan pukul 08.00 WIB, persiapan hari sebelumnya:
- Diit rendah gas dan rendah residu minimal 24 jam sebelum foto. Biasa diberikan bubur kecap.
- Stop makan pukul 20.00 WIB.
- Berikan garam Inggris pukul 22.00. minum terakhir pukul 22.00.
- Lavement dengan gliserin 125 cc pada pukul 05.00 WIB hari tindakan.
- Foto BNO-IVP 08.00 WIB dengan didahului skin test kontras.
Perlu diperhatikan, pasien harus puasa bicara sejak 1 hari sebelum tindakan. (kioswikan)

radiologi ginjal
Pemeriksaan radiologi untuk traktus urinarius ada 2:
• Konvensional, yang masih pakai sinar-X untuk pencitraan, baik dengan kontras atau tanpa kontras. Khusus untuk urologi, kontras dimasukkan lewat vena atau saluran kencing.
• Nonkonvensional, contohnya CT Scan, MRI, USG.

KONVENSIONAL
1. Foto Polos Abdomen (Tanpa Kontras)
Nama lainnya di bahasa Belanda adalah BNO. Fungsi pemeriksaan ini adalah untuk menilai kontur ginjal dan garis psoas. Perlu diingat bahwa pada foto polos, lapisan kapsul lemak otot bisa terlihat, tapi otot dan ureter tidak terlihat. Jadi maksudnya garis psoas itu pembungkusnya otot psoas. Bila ada bayangan radioopak (putih) di traktus urinarius, kemungkinan itu batu.
Indikasi BNO ini adalah untuk persiapan IVP, curiga batu, dan curiga tumor.

2. IVP/PVI (Pielografi Intravena)
Fungsinya adalah untuk menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jadi tubuh disuntikin kontras yang akan keluar lewat kencing, sehingga urin terwarnai jadi opak saat di rontgen. Zat yang disuntikin iodium. Sebelum IVP, pasien harus melakukan beberapa persiapan seperti:
1. Kreatinin dan ureum normal (ureum 40-50 max, kreatinin max 2 mg), hal ini penting untuk meyakinkan bahwa kondisi ginjal normal. Karena kontras dapat bersifat nefrotoksik.
2. Diet rendah serat, agar fecal mass sedikit (serat membentuk massa feses) dan tidak menghalangi ginjal saat difoto
3. Makan malam ringan
4. Laksatif (untuk memicu buang air besar, sehingga bayangan fese tidak mengganggu saat di foto)
5. Puasa 6-10 jam untuk mencegah adanya rongga udara yang bisa menghalangi pencitraan dan untuk mencegah reaksi alergi. (Biasanya kontras di skin-test dulu buat jaga2 kalo alergi)
6. Tidak merokok dan sedikit bicara sebelum pemeriksaan.

Sebelum IVP dilakukan, biasanya dilakukan foto polos untuk menilai persiapan si pasien, apakah sudah sempurna atau belum, dan untuk melihat bayang2 radioopak di sal. Kencing dan di luar sal. Kencing, dan vertebra dan pelvis.

- Foto pada menit ke-5 dan ke-10 setelah disuntikan kontras bertujuan buat melihat anatomi pelviokalises, dan fungsi sekresi dan ekskresi ginjal. Supaya pelviokalises jelas, perut dikompresi pake bola tenis dari paravertebral atau di atas simfisis pubis supaya ureter terbendung. Bila gambar masih belum jelas, difoto dengan tomografi. Bentuk pelviokalises ada yang dendritik (kurus), ampular (gemuk), dan transisional yang campuran keduanya.

- Foto pada menit ke-20 untuk melihat aliran ureter dan vesika urinaria. Apabila belum kelihatan, tunggu sampe 60 menit sampe 24 jam (mungkin ada sumbatan).

- Foto pada menit ke-30 berfungsi buat melihat bagian distal ureter dan dinding anterior vesika urinaria. Pasien dalam posisi tengkurap(prone), untuk memanfaatkan gravitasi biar bagian distal ureter yang memanjang ke ventral bisa kelihatan.

- Foto berikutnya adalah full blast, untuk melihat buli-buli yang penuh. Kemudian dilanjutkan oleh foto setelah miksi untuk melihat ada gak refluks karena bendungan dari adanya kontras yang tersisa.

3. Tomogram
Tomogram sebenarnya foto polos juga, cuman sepertinya difoksukan pada kedalaman tubuh tertentu. Jadi kalo mau foto ginjal, yang difoto sesuai dengan ketinggian si ginjal. Rumus jarak ginjal adalah= [(abdomen-meja)/3]+1. Di mana posisi 0 ada di meja. Dengan tomografi, bagian-bagian yang dapat ngalangin ginjal seperti usus tidak akan keliatan, jadi yang kefoto hanya ginjalnya saja. Tapi jeleknya, gambarnya jadi buram.

4. Urografi Retrograde
Digunakan bila IVP masih kurang jelas menggambarkan sistem pelviokalises dan ureter. Terbagi jadi 2:
1. RPG (Retrograde pyelography)
Dengan persiapan yang sama dengan PIV, pelvis dan ureter difoto dengan fluoroskopi, jadi yang difoto bisa diliat secara aktual pake tv. Dengan bantuan sistoskopi, kateter dimasukin sampe pelvis, trus sambil ditarik sedikit-sedikit, kontras dialirkan keluar kateter.

2. APG (Anterograde pyelography)
Masih dengan fluoroskopi, dilakukan dengan didahului dengan nefrostomi, trus lewat nefrostomi, kontras dimasukin lewat kulit langsung ke pelviokalises. Dilakukan bila RPG sudah gak bisa (ureter kelewat sempit).


5. Sistogram/Cystography
Indikasinya untuk evaluasi intrabuli. Pake fluoroskopi, pake kateter folley yang dimasukin sampe buli-buli, trus kontras dimasukin lewat situ. Untuk pasien retensio urin, dapat digunakan kateter suprapubis (kateter langsung nembus kulit ke buli-buli)

6. Uretrocystography
Untuk mengevaluasi uretra dan buli, masih dengan fluoroskopi. Biasanya untuk cowok karena uretra wanita pendek. Ujung kateter folley atau spuit dpasang di ujung penis, kemudian kontras dimasukin. Normalnya, uretra pars prostatika sempit.

7. Uretrografi
Untuk mengevaluasi saluran uretra untuk ngeliat striktur atau divertikel. Caranya sama aja kayak uretrosistografi

NONKONVENSIONAL
1. USG
USG banyak keuntungannya, yaitu tidak invasif, tidak menggunakan radiasi, mudah tersedia, dan portable, bisa dibawa2 kayak laptop. Tapi kekurangannya sangat operator-dependent, jadi kalo bukan ahlinya, bisa gak ngerti dengan apa yang dilihat.
Gelombang suara yang dikeluarin kurang lebih 1-15 Mhz, diarahin ke badan oleh transduser, kemudian oleh jaringan akan diserap, dipantulkan, atau dibiaskan, tergantung kepadatannya. Semakin padat, semakin kuat yang dipantulin dan semakin kecil gelombang yang diteruskan ke bawahnya. Contoh jaringan yang pantulannya kuat tapi gak meneruskan gelombang tuh tulang. Untuk kepala, probe(pemancar gelombang) yang digunakan adalah tipe sector. Untuk memeriksa lipoma, pakai gelombang 7,5 Mhz, sedangkan untuk hati dan abdomen pakai yang frekuensinya lebih besar.
Teknik Pemeriksaan USG Ginjal:
- Posisi supine & lateral decubitus
- Menggunakan gel sebagai coupling medium
- Transduser 3,5 MHz yang umum dipakai. Transduser 5 MHz untuk menghasilkan gambar yang sangat baik pada anak-anak/ dewasa kurus.
- Menahan nafas pada saat inspirasi maksimal memindahkan ginjal ke arah inferior sekitar 2,5 cm dan dapat menghasilkan gambar lebih baik.
Teknik Pemeriksaan USG Ginjal(2)
-- USG Ginjal kanan:
-Transduser sepanjang batas lateral subkostal kanan pada garis aksilaris anterior selama menahan napas saat inspirasi.
-- USG Ginjal kiri:
- Pasien pada posisi right lateral decubitus dan probe di garis aksilaris posterior kiri atau di sudut kostovertebra kiri.


2. CT SCAN
Cara kerjanya adalah lewat perbedaan daya serap jaringan sewaktu sinar X menembus jaringan, sehingga kepadatan jaringan bisa dibedakan dengan Houndsfield Unit (HU). Contohnya air dan udara yang nilai HU-nya 1 atau 0.
CT Scan ginjal bisa menggunakan kontras ataupun tidak. Indikasinya terutama untuk staging tumor, untuk melihat batu, dan melihat anatomi secara lebih jelas.

3. MRI
Cara kerja MRI adalah memanfaatkan inti atom yang bergetar dalam medan magnet. Kekuatan medan magnetnya mulai dari 0,3 T - 0,5 T - 1 T - 1,5 T - 2 T - 3 T - 7 T. Yang 7T Cuma ada di Amerika buat penelitian. Makin tinggi kekuatan medan magnetnya, makin bagus gambar yang dihasilkan. Berikut keuntungan dan kerugian MRI:
Keuntungan :
- Tidak memakai sinar X
- Dapat menunjukkan parameter biologik ( jaringan padat atau cair )
- Menghasilkan 3 jenis potongan tehadap jaringan tubuh manusia ( aksial , coronal dan sagital ataupun sesuai posisi organ yang diperiksa)
- Menggunakan kontras gadolinium, tidak menyebabkanefek allergi
Kerugian :
- Dibutuhkan waktu yang lebih lama dan pasien yang kooperatif/ bisa tenang selam pemeriksaan
à Copas slide
Ada juga yang namanya MRU (Magnetic Resonance Urography), utamanya untuk melihat adanya bendungan di saluran kencing. Tapi kalo ga ada bendungan, ya ga keliatan apa-apa. Soalnya dia ga pake kontras.

4. Kedokteran Nuklir/ Renal scintigraphy
Caranya dengan masukin zat radioaktif, kemudian dinilai lewat grafik.

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

 
TOP