Loading...

Wednesday 27 April 2011

Gastro enteritis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gastro enteritis adalah sebuah penyakit dimana si penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kkandungan air berlebihan.penyakit gastro enteritis juga menjadi sa;ah satu penyebab kematian balita terbesar, m,enurut catatan UNICEF, setiap detik, satui balita mati karena gastro enteritis.
Dimusim penghujan ini, gastro enteritis merupakan salah satu wabah penyakit yang sering dialami oleh balita dan anak-anak bahkan orang dewasa /juga terjangkit gastro enteritis.
Jadi dalam makalah ini saya bahas apa yang menjadi penyebab-penyebab gastro enteritis dan bagaimana cara mengatasinya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah makalah ini antara lain :
1.      Apa yang menjadi penyebab gastro enteritis ?
2.      Apa gejala-gejela penyebab gastro enteritis ?
3.      Apa saja jenis-jenis penyakit gastro enteritis ?
4.      bagaimana proses penularan penyakit gastro enteritis ?
5.      bagaimana cara mencegah penyakit gastro enteritis ?
6.      Bagaimana tips dan cara mengobati dan mengatasi gastro enteritis ?

C.    Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswi stikes mataram dalam proses praktik lapangan.
2.      untuk mengetahui lebih dalam tentang gastro enteritis
3.       

BAB II
LANDASAN TEORI


A.    Pengertian
Menurut Suradi & Rita (2001), gastro enteritis diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi gastro enteritis dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
B.     Manifestasi Klinis Gastro enteritis
1.      Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
2.      Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.
3.      Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4.      Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5.      Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6.      Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7.      Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8.      Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).
C.    Penyebab Gastro enteritis
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab gastro enteritis akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
•  Gastro enteritis sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
•  Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
-          Gastro enteritis osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
•  malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
•  Kurang kalori protein.
•  Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

-          Penyebab gastro enteritis secara umum :
  • Virus (penyebab gastro enteritis tersering - dan umumnya karena Rotavirus dan Virus Escercia Coli)
Gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
  • GE (flu perut) terbanyak karena virus.
  • Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir, sakit perut, -- Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.
  • Parasite (Giardiasis) - Berak darah +/- dan lendir, sakit perut, --- perlu antiparasite
  • Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka - Bila gastro enteritis terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
  • Alergi susu, gastro enteritis biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
  • Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

D.    Gejala Penyakit Gastro enteritis
Gejala gastro enteritis atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai :
1.      Muntah
2.      Badan lesu atau lemah
3.      Panas
4.      Tidak nafsu makan
5.      Darah dan lendir dalam kotoran,
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului gastro enteritis yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan gastro enteritis, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

E.     Jenis- Jenis Gastro enteritis
  1. Gastro enteritis akut : merupakan gastro enteritis yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Gastro enteritis rotavirus ini merupakan virus usus pathogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab gastro enteritis akut pada anak
  2. Gastro enteritis bermasalah : merupakan gastro enteritis yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga, gastro enteritis ini umumnya diawali oleh gastro enteritis cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
  3. Gastro enteritis persisten : merupakan gastro enteritis akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis gastro enteritis persisten adalah kerusakan mukosa usus. Penyebab gastro enteritis persisten sama dengan gastro enteritis akut.

F.     Proses Penularan Penyakit Gastro enteritis
Agent infeksius yang menyababkan penyakit gastro enteritis biasanya ditularkan melalui jalur fecaloral terutama karena :
1.      Menelan makanan yang terkontaminasi (terutama makanan sapihan) atau air.
2.      Kontak dengan tangan yomg terkontaminasi.
Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman entero patogen perut termasuk :
  1. Tidak memadainya penyediaan air bersih.
  2. Pembuangan tinja yang tidak higienis
  3. Vektor
  4. Aspek sosial ekonomi.

G.    Pemeriksaan diagnostik
   Pemeriksaan tinja
•  Makroskopis dan mikroskopis
•  PH dan kadar gula dalam tinja
•  Bila perlu diadakan uji bakteri
2.      Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3.      Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4.      Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
H.      Komplikasi
1.      Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2.      Renjatan hipovolemik.
3.      Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4.      Hipoglikemia.
5.      Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6.      Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7.      Malnutrisi energi, protein, karena selain gastro enteritis dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
 

I.       Derajat dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:
•  Kehilangan berat badan
•  Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
•  Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
•  Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

J.      Pencegahan Terjadinya Gastro enteritis
Untuk menurunkan angka kejadian kematian akibat gastro enteritis maka diperlukan upaya- upaya pencegahan sebagai bcrikut:
  1. Menggunakan air bersih
  2. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
  3. Penggunaan jamban untuk pembuangan tinja
  4. Memberikan ASI
  5. Memperbaiki makanan pendamping ASI
  6. Memberikan imunisasi campak

K.    Cara Pemberian Oralit
Umur
Jumlah Cairan
Dibawah 1 th
3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0,5 gelas setiap kali mencret
Dibawah 5 th (Balita)
3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
Anak diatas 5 th
3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
Anak diatas 12 th dan dewasa
3 jam pertama 23 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret
(1 gelas = 200 cc)
L.     Tips dan Cara Mengobati & Mengatasi Gastro enteritis / Mencret / Baung Air Besar – Pengobatan /Penyembuhan / Sembuh Penyakit
Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan penyakit. Apabila kita makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah gastro enteritis atau mencret-mencret. Selain itu gastro enteritis dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya. Gastro enteritis adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar berkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) teknik atau cara untuk menanggulangi gastro enteritis atau mencret-mencret.
1.      Minum Air Putih yang Banyak
Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan gastro enteritis / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.
  1. Makan Makanan Khusus
Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa gastro enteritis. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita gastro enteritis sebaiknya makan makanan rendah serat dan halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
  1. Istirahat yang Cukup
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum.
Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.
  1. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat
Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan gastro enteritis saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan gastro enteritis. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karena vitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.








BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN  PADA Ny “R”
DI PUSKESMAS KEDIRI LOMBOK BARAT
TANGGAL 03 FEBRUARI 2011
PELAKSANAAN
Hari/tanggal    : Kamis, 03 februari 2011
Waktu             : 21.00  Wita
Tempat            : Ruang UGD puskesmas Kediri Lombok barat
Kegiatan          : Pemasangan Infus

                         I.            PENGUMPULAN DATA
PENGKAJIAN
A.    Data subjektif
a.       Identitas Klien
Nama             : Ny “ R “
Umur             : 35 tahun
Agama           : Islam
Alamat           : Kediri
b.      Keluhan utama
Pasien mengatakan perut mulas sejak kemarin tanggal 2 Februari 2011 disertai BAB encer 5 – 7 x/hari, mual muntah (-), berlendir (-), berdarah(-), lemas (+),
c.       Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan perut mulas sejak kemarin tanggal 2 Februari 2011 disertai BAB encer 5 – 7 x/hari, mual muntah (-), berlendir (-), berdarah(-), lemas (+).  Pasien sudah mengkonsumsi Oralit tetapi gastro enteritisnya tidak sembuh.


B.     Data Objektif
a.       Pemeriksaan umum
§  Keadaan umum           : cukup
§  Kesadaran                               : Composmentis
§  Emosional                   : Stabil
b.      Pengukuran tanda-tanda vital
§  Tekanan darah             : 130/90
§  Nadi                            : 80x/menit
§  Respirasi                      : 18x/menit
§  Suhu                            : 360C
c.       Data penunjang
Cek laboratorium : belum dilakukan
     II. IDENTIFIKASI,MASALAH,DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
a. Diagnosa : Gastro enteritis
     Dasar :
·         Subjektif
·         Pasien mengatakan perut mulas sejak kemarin tanggal 2 Februari 2011 disertai BAB encer 5 – 7 x/hari, mual muntah (-), berlendir (-), berdarah(-), lemas (+),
·         Objektif
v  Keadaan umum   : cukup
Kesadaran            : Composmentis
Emosional            : Stabil

v  Penggukuran tanda-tanda vital :
Tekanan darah     : 130/90
Nadi                     : 80x/menit
Respirasi              : 18x/menit
Suhu                    : 360C
b.      Masalah :
Kekurangan cairan tubuh
c.       Kebutuhan :
·         Cairan dan elektrolit
·         Kolaborasi dengan tim medis memberikan obat-obatan
·         Banyak minum air putih
        III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
§  Tidak ada
IV.    KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
·         Tidak ada
V.       RENCANA ASUHAN
1.      Lakukan pendekatan terapeutik kepada klien dan keluarga,tujuannya yaitu menjalin kerjasama dan hubungan saling percaya antara klien dan tenagaa kesehatan.
2.      Melakukan observasi TTV,tujuannya yaitu untuk mendeteksi adanya komplikasi.
3.      Menganjurkan banyak minum air putih,tujuannya yaitu mencegah dehidrasi
4.      Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat gastro enteritis
5.      Melakukan pemasangan infuse tujuannya untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Criteria hasil :
·         Keadaan umum : baik
·         Kondisi badan normal
·         Tidak lemas lagi
·         Feses padat
·         Sakit perut berkurang/hilang
·         TTV normal :
o   TD : 110 / 80
o   S    : 36,5 – 37,5 derajat celcius
o   N   : 90 – 140 x / menit
o   RR : 16 – 30 x / menit

VI.    PENATALAKSANAAN ASUHAN
Tanggal 03 februari 2011 Pukul 21.15 WITA
1.      Lakukan pendekatan terapeutik kepada klien dan keluarga yaitu seperti menyapa,menanyakan dengan ramah dan sopan.
2.      Melakukan observasi TTV
Tekanan darah                : 130/90
Nadi                               : 80x/menit
Respirasi                         : 18x/menit
Suhu                               : 360C
3.      Menganjurkan untuk banyak minum air putih yaitu lebih kurang 6 – 7 gelas untuk mencegah dehidrasi akibat keluaarnya cairan melalui keringat.
4.      Kolaborasi dengan tim medis yaitu dengan memberikan obat gastro enteritis
5.      Pemasangan infuse
A.    Prosedur pemasangan infuse
Peralatan
1.                  Pengalas
2.                  Torniquet
3.                  Infuse set
4.                  Aboket
5.                  Cairan infuse
6.                  Cairan antiseptic
7.                  Kapas alcohol
8.                  Kasa steril
9.                  Plester dan gunting perban
10.              Standar infuse
11.              Bengkok dan bak instrument
12.              Jam tangan
13.              Alat tulis untuk dookumentasi
B.     Tahap PraInteraksi
1.      Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2.      Mencuci tangan
3.      Menyiapkan obat dengan benar
4.      Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
C.     Tahap Orientasi
1.      Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2.      Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3.      Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
D.    Tahap Kerja
1.      Membawa alat-alat ke dekat pasien
2.      Memasang sampiran bila perlu dan mengatur posisi pasien dengan nyaman
3.      Membuka pakaian pada daerah yang di pasang infuse
4.      Membentangkan pengalas dibawah anggota badan yang akan dipasang infuse
5.      Cek segel botol/cairan yang aka diberikan dan menggantungkan botol cairan infuse pada tiang infuse
6.      Desinfeksi tutup botol dengan kapas alcohol
7.      Membuka infuse setdan memasukkan jarum selang infuse ke dalam tutup botol, membuka klem, mengalirkan cairan kedalam bengkok untuk mengeluarkan udara dali selang infuse hingga cairanmengisi setengah dari gelas/tabung pengisi cairan, kemudian selang infuse diklem kembaliserta menutup jarum infuse dengan penutupnya
8.      Anggota badan yang akan diinfus dibendung dengan tourniquet sehingga vena terlihat jelas
9.      Menentukan lokasi pemasangan infuse dan mendesinfeksi kulit dengan kapasa lkohol, tunggu 1-2 menit.
10.  Masukkan aboket kedalam vena dengan posisi jarum keatas
11.  Cek apaka sudah mengenai vena atau belum dengan mengecek apakah darah keluar atau tidak dari abocath
12.  Tarik jarum infuse dan hubungkan dengan selang infuse
13.  Buka tetesan
14.  Lakukan desinfesi dengan betadine dan ttup dengan kasa steril
15.  Beri tanggal dan jam pelaksanaan
16.  Catat respons yang terjadi
E.     Tahap Terminasi
1.      Melakukan evaluasi tindakan
2.      Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3.      Berpamitan dengan klien
4.      Membereskan alat-alat
5.      Mencuci tangan
6.      Mencatat kegiatan







5.      EVALUASI
Tanggal 3 Februari 2011
Pukul 21.30 wita
a.       Data Subyektif
Ibu mengatakan perutnya  sudah tidak terlalu mulas dan badanya tidak terasa lemas lagi
b.      Data obyektif
1.         Keadaan Umum        : Cukup baik
2.         Kesadaran                  : Compos metis
3.         TTV                           :
-          TD             : 130/90 mmhg
-          Nadi          : 80 x/menit
-          RR             : !8 x/menit
-          Suhu          : 360C

















BAB IV
PEMBAHASAN


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sekitar 80% kematian gastro enteritis tersebut terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Gastro enteritis merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur.

B.     Saran
Berdasarkan data-data tersebut, maka dianggapperlu untuk membahas mengenai persoalan penyakit gastro enteritis sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak , sehingga semua pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat gastro enteritis demi peningkatan kualitas anak

















Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995.



Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

 
TOP