Loading...

Sunday 7 August 2011

<strong>CHIKUNGUNYA</strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<ol>
<li><strong>A. </strong><strong>PENGERTIAN</strong></li>
</ol>
<p>Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.<strong><sup>1</sup></strong></p>
<p>Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan<strong><sup>1</sup></strong> sehingga penderita tidak mampu bergerak (break-bone fever). Karena itu, penyakit Chikungunya sering disebut sebagai “flu tulang”.<strong><sup>2</sup></strong> Penyakit ini memang belum begitu dikenal tapi yang menguntungkan adalah penyakit ini tidak mematikan.<strong><sup>3</sup></strong></p>
<p>Penyakit ini diperihalkan untuk pertama kali oleh “Marion Robinson” dan “W.H.R. Lumsden” pada tahun 1955.<strong><sup>4</sup></strong></p>
<p>Chikungunya ialah sejenis demam<strong><sup>4</sup></strong> dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.<strong><sup>5</sup></strong> Wabah penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika &nbsp;pada tahun 1952.<strong><sup>6</sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>B. </strong><strong>ETIOLOGI</strong></li>
</ol>
<p>Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus.<strong><sup>2</sup></strong></p>
<p>Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.<strong><sup>5</sup></strong></p>
<p><strong><sup> </sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>C. </strong><strong>MORFOLOGI</strong></li>
</ol>
<p>Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm.<strong><sup>2</sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>D. </strong><strong>EPIDEMIOLOGI</strong>
<ol>
<li><strong>1. </strong><strong>SEJARAH</strong></li>
</ol>
</li>
</ol>
<p>Penyakit yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968), Thailand, Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun 1973.<strong><sup>5</sup></strong> Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.<strong><sup>2</sup></strong> Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian.<strong><sup>6</sup></strong></p>
<p>Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.<strong><sup>5</sup></strong><strong> </strong></p>
<ol>
<li><strong>2. </strong><strong>PENULARANNYA</strong></li>
</ol>
<p>Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.<strong><sup>6</sup></strong> Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).<strong><sup>5</sup></strong> Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.<strong><sup>2</sup></strong></p>
<p>Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa.<strong><sup>5</sup></strong> Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tga sampai sepuluh hari.<strong><sup>1</sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>E. </strong><strong>GEJALA</strong></li>
</ol>
<p>Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.<strong><sup>6</sup></strong></p>
<p><strong>1. </strong><strong>Demam</strong></p>
<p>Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan.<strong><sup>6</sup></strong><sup> </sup>Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C.<strong><sup>3</sup></strong></p>
<p><strong>2. </strong><strong>Sakit persendian</strong></p>
<p>Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.</p>
<p><strong>3. </strong><strong>Nyeri otot</strong></p>
<p>Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.</p>
<p><strong>4. </strong><strong>Bercak kemerahan (ruam) pada kulit</strong></p>
<p>Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.</p>
<p><strong>5. </strong><strong>Sakit kepala</strong></p>
<p>Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia.</p>
<p><strong>6. </strong><strong>Kejang dan penurunan kesadaran</strong></p>
<p>Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.</p>
<p><strong>7. </strong><strong>Gejala lain</strong></p>
<p>Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.<strong><sup>6</sup></strong></p>
<p><strong> </strong>Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:</p>
<ul>
<li>Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).</li>
<li>Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut.</li>
<li>Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah.</li>
<li>Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.</li>
<li>Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari.</li>
</ul>
<p>Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.<strong><sup> </sup></strong>Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang.<strong><sup>5</sup></strong></p>
<p><strong><sup> </sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>F. </strong><strong>DIAGNOSIS</strong></li>
</ol>
<p>Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.<strong><sup>7</sup></strong></p>
<p>Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari. Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya.<strong><sup>2</sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>G. </strong><strong>PENGOBATAN</strong></li>
</ol>
<p>Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul.<sup>6</sup> Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.<strong><sup>6</sup></strong></p>
<p>Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.<strong><sup>1</sup></strong></p>
<p>Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi.</p>
<p>Contoh:</p>
<p>Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:</p>
<ul>
<li><sup>o </sup>Parasetamol, antalgin<strong> </strong></li>
<li><sup>o </sup>Natrium diklofenat<strong> </strong></li>
<li><sup>o </sup>Piroxicam atau ibuprofen.<strong><sup>6</sup></strong></li>
</ul>
<p><strong><sup> </sup></strong></p>
<ol>
<li><strong>H. </strong><strong>PENCEGAHAN</strong></li>
</ol>
<p>Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk memusnahkan sarang pembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:</p>
<p>Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.</p>
<ul>
<li>Menutup tempat penyimpanan air</li>
<li>Mengubur sampah</li>
<li>Menaburkan larvasida.</li>
<li>Memelihara ikan pemakan jentik</li>
<li>Pengasapan</li>
<li>Pemakaian anti nyamuk</li>
<li>Pemasangan kawat kasa di rumah.<strong><sup>3</sup></strong></li>
</ul>
<p>Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.<strong><sup>1</sup></strong></p>
<p>Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.<strong><sup>1</sup></strong></p>
<p><strong><sup> </sup></strong></p>
<p><strong>REFERENSI</strong></p>
<ol>
<li><a href="http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&amp;task=viewarticle&amp;artid=171&amp;Itemid=3">http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&amp;task=viewarticle&amp;artid=171&amp;Itemid=3</a></li>
</ol>
<p>dan <a href="http://kalyanamitra.or.id/web/index.php?option=com_content&amp;task=view&amp;id=26&amp;Itemid=1">http://kalyanamitra.or.id/web/index.php?option=com_content&amp;task=view&amp;id=26&amp;Itemid=1</a></p>
<ol>
<li>Soedarto.,2007      <span style="text-decoration: underline;">SINOPSIS KEDOKTERAN TROPIS</span>, (251-252)</li>
<li><span style="text-decoration: underline;">http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/alphavirus-penyebab-chikungunya/</span></li>
<li><span style="text-decoration: underline;">http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya</span></li>
<li><a href="http://pmr.penerangan.gov.my/page.cfm?name=chi1">http://pmr.penerangan.gov.my/page.cfm?name=chi1</a></li>
<li><a href="http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html">http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html</a></li>
<li><span style="text-decoration: underline;">http://www.polimalang.com/viewtopic.php?p=259&amp;sid=19649ab076653f201f4fafd0c8e2b6d</span></li>
</ol>
<p><strong>FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA</strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong>PENGKAJIAN</strong></p>
<p><strong>Pengkajian pada tanggal 30 Maret 2009</strong></p>
<p><strong>I.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Data Dasar Keluarga</strong></p>
<p>1.&nbsp;&nbsp; Nama Kepala Keluarga&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Tn. L</p>
<p>2.&nbsp;&nbsp; Usia&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : 42 tahun</p>
<p>3.&nbsp;&nbsp; Pendidikan&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : SLTA</p>
<p>4.&nbsp;&nbsp; Pekerjaan&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Swasta</p>
<p>5.&nbsp;&nbsp; Alamat&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Kalimati, RT 02</p>
<h1>II.&nbsp; Susunan Anggota Keluarga</h1>
<table width="605" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="42"><strong>No</strong></td>
<td width="70"><strong>Nama</strong></td>
<td width="71"><strong>Umur</strong></td>
<td width="43"><strong>L/P</strong></td>
<td width="116"><strong>Hub.   Dg Kelg</strong></td>
<td width="98"><strong>Pendidikan</strong></td>
<td width="93"><strong>Pekerjaan</strong></td>
<td width="71"><strong>Agama</strong></td>
</tr>
<tr>
<td width="42">1.</td>
<td width="70">Ny. T</td>
<td width="71">32 th</td>
<td width="43">P</td>
<td width="116">Istri</td>
<td width="98">SD</td>
<td width="93">IRT</td>
<td width="71">Islam</td>
</tr>
<tr>
<td width="42">2.</td>
<td width="70">Sdr. B</td>
<td width="71">7 th</td>
<td width="43">L</td>
<td width="116">Anak</td>
<td width="98">SD</td>
<td width="93">Pelajar</td>
<td width="71">Islam</td>
</tr>
<tr>
<td width="42">3</td>
<td width="70">Sdr. J</td>
<td width="71">1 th</td>
<td width="43">P</td>
<td width="116">Anak</td>
<td width="98">-</td>
<td width="93">-</td>
<td width="71">Islam</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p><strong> </strong></p>
<p>6.&nbsp;&nbsp; Komposisi keluarga&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Ayah, Ibu dan anak</p>
<p><strong> </strong></p>
<p>7.&nbsp; Genogram</p>
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="43" height="18"></td>
</tr>
<tr>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<ol>
<li>Tipe keluarga : Keluarga inti</li>
<li>Suku bangsa : Jawa</li>
</ol>
<p>10.&nbsp; Agama : Islam</p>
<p>11.&nbsp; Status sosial ekonomi keluarga :</p>
<ul>
<li>Total pendapatan keluarga per bulan : Rp.150.000</li>
<li>Penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari.</li>
<li>Keluarga tidak memiliki tabungan.</li>
<li>Tidak ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga.</li>
<li>Ny. T bertugas mengelola keuangan keluarga</li>
</ul>
<p>12.&nbsp; &nbsp;Aktivitas rekreasi keluarga :</p>
<p>Aktivitas rekreasi keluarga biasanya dilakukan dengan&nbsp; menonton TV bersama-sama setelah makan malam.</p>
<p>13.&nbsp; &nbsp;Riwayat dan tahap perkembangan keluarga</p>
<p>Riwayat perkembangan keluarga saat ini adalah :</p>
<p>Tn L</p>
<p>Tn. L mengatakan selama ini tidak mengeluh sakit dan belum pernah masuk puskesmas atau rumah sakit</p>
<p>Ny. T</p>
<p>Ny. T mengatakan selama ini belum pernah sakit sampai saat di kaji.</p>
<p>An. B</p>
<p>Orang tua An. B mengatakan bahwa anaknya pernah menderita chikungunya dan di rawat di rumah sakit selama 4 hari</p>
<p>An. J</p>
<p>Orang tua mengatakan bahwa saat ini An. J dalam keadaan sehat</p>
<p>14.&nbsp; Riwayat keluarga inti</p>
<p>An. B mengalami sakit chikungunya satu bulan yang lalu dan sempat di rawat di rumah sakit selama 4 hari</p>
<p>15.&nbsp; Riwayat keluarga sebelumnya</p>
<p>Riwayat keluarga Tn L tidak ada riwayat penyakit menular namun pada saat satu bulan yang lalu anaknya terkena penyakit chikungunya.</p>
<p><strong>III.  Lingkungan </strong></p>
<p><strong>1.&nbsp;&nbsp; Perumahan</strong></p>
<p><strong> </strong>a. Jenis rumah keluarga Tn. L adalah permanent.</p>
<p>b. Luas bangunan : 6 x 12 m<sup>2</sup></p>
<p>c. Luas penerangan : 6 x 12 m<sup>2</sup></p>
<p><sup> </sup>d. Status rumah keluarga Tn. L adalah milik pribadi.</p>
<p>e. Atap rumah Tn. L adalah genteng.</p>
<p>f. Ventilasi rumah keluarga Tn. L ada.</p>
<p>g. Luas ventilasi lebih &gt; 10% luas lantai.</p>
<p>h. Cahaya dapat masuk rumah pada siang hari dengan pencahayaan yang kurang</p>
<p>i. Penerangan rumah keluarga Tn. L adalah menggunakan listrik.</p>
<p>j. Lantai rumah Tn. L adalah dari plester</p>
<p>k. Kebersihan rumah secara keseluruhan adalah cukup.</p>
<p><strong>2. Denah Rumah</strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong> </strong></p>
<p>3. Pengelolaan sampah</p>
<ul>
<li>Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah dengan menggali tanah di pekarangan rumahnya</li>
<li>Pengolahan sampah rumah tangga dikumpulkan dan dibakar.</li>
</ul>
<p>4. Sumber air yang digunakan adalah dari sumur gali.</p>
<p>5. Jamban keluarga berjenis leher angsa.</p>
<p>6. Keluarga Tn. L mempunyai tempat pembuangan limbah sendiri dengan kondisi cukup</p>
<p>7. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan Fasilitas social dan kesehatan di masyarakat setempat adalah di puskesmas.</p>
<p>8. Karakteristik tetangga dan komunitas</p>
<p>Lingkungan masyarakat saling menghormati, saling tolong-menolong apabila ada salah satu anggota masyarakat yang mendapat musibah.</p>
<p>9. &nbsp;Mobilitas geografis keluarga</p>
<p>Keluarga menetap dusun Kalimati Kelurahan Tirtomartani, mobilitas keluarga hanya di wilayah Sleman dan sekitarnya.</p>
<p>10. Perkumpulan keluarga dengan masyarakat</p>
<p>Keluarga biasa berkumpul pada sore hari pada waktu makan malam, sedangkan perkumpulan dengan masyarakat biasanya diadakan sebulan sekali pada acara dasa wisma dan pengjian warga.</p>
<p>11. Sistem pendukung keluarga</p>
<p>Ada 3 anggota keluarga yang sehat diantaranya Tn. L, Ny. T, An. J Sedangkan anggota keluarga yang sakit adalah An. B. Semua anggota keluarga selalu sabar dan penuh kasih sayang dalam merawat anggota keluarga yang sakit.</p>
<p><strong>IV. STRUKTUR PERAN </strong></p>
<ol>
<li>Pola      komunikasi keluarga</li>
</ol>
<p>Komunikasi yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Hubungan komunikasi antar anggota keluarga cukup terbuka. Tn. L selalu berdiskusi dengan Ny. T apabila ada masalah keluarga sebelum mengambil keputusan.</p>
<p>2.&nbsp;&nbsp; Struktur kekuatan keluarga</p>
<p><strong> </strong>Tn. L dan Ny. T selalu membimbing anaknya untuk bersikap sopan santun terhadap orang lain. Anggota keluarga satu dengan yang lain saling membantu, mendukung dan mengingatkan An. B yang menderita pernah menderita chikungunya untuk berhati-hati dalam bermain.</p>
<ol>
<li>Struktur      peran</li>
</ol>
<p>Tidak ada perubahan struktur peran dalam keluarga, Tn. L berperan sebagai kepala keluarga, suami, ayah, pemberi nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman dan nyaman bagi keluarganya. Sedangkan Ny. T berperan sebagai istri dan ibu yang mengurusi rumah serta pengatur ekonomi rumah tangga. An. B dan An. J berperan sebagai anak melakukan perannya sebagai anak dan belajar.</p>
<ol>
<li>Nilai      dan norma keluarga</li>
</ol>
<p>Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. T biasanya langsung membawa ke pelayanan kesehatan setempat misalnya puskesmas.</p>
<p><strong>V. FUNGSI KELUARGA </strong></p>
<p>1.&nbsp; Fungsi afektif</p>
<p>Setiap keluarga saling saling menyayangi dan menghormati satu sama lain serta saling mendukung apabila ada salah satu keluarga yang mendapat masalah.</p>
<ol>
<li>Fungsi      sosialisasi</li>
</ol>
<p>Interaksi antara sesama anggota keluarga maupun anggota keluarga dengan masyarakat berlangsung baik dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat.</p>
<ol>
<li>Fungsi      keperawatan kesehatan</li>
</ol>
<p>Keluarga merawat anggota keluarga yang sakit sebatas kemampuan yang dimiliki. Apabila ada anggota yang sakit keluarga membawa ke pelayanan kesehatan di lingkungan setempat.</p>
<ol>
<li>Fungsi      reproduksi</li>
</ol>
<p>Jumlah anak 2 orang, laki-laki dan perempuan, keluarga menggunakan alat kontrasepsi suntik</p>
<ol>
<li>Fungsi      ekonomi</li>
</ol>
<p>Pendapatan keluarga sebagai pekerja swasta cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga.</p>
<p><strong>VI. </strong><strong> </strong><strong>STRES DAN KOPING KELUARGA</strong></p>
<ol>
<li>Stresor jangka pendek dan jangka panjang</li>
</ol>
<p>An. B merasa cemas karena menderita chikungunya terus. Keluarga yang lain juga khawatir terhadap kondisi kesehatan An. B sehingga kalau An. B pergi agak lama langsung dicari oleh keluarganya.</p>
<ol>
<li>Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah</li>
</ol>
<p>Keluarga Tn. L berusaha untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang ada.</p>
<ol>
<li>Strategi koping yang digunakan</li>
</ol>
<p>Apabila ada masalah diselesaikan bersama dengan anggota keluarga yang lain.</p>
<ol>
<li>Strategi adaptasi disfungsional</li>
</ol>
<p>Semua masalah yang ada selalu dihadapi dengan sabar dan tetap berusaha untuk mengatasinya dengan dukungan anggota keluarga yang lain.</p>
<p><strong>VII. PEMERIKSAAN FISIK</strong></p>
<p><strong> </strong>1.&nbsp; Nama&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Tn. L</p>
<p>KU&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Baik, kesadaran CM</p>
<p>TTV&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : TD : 120 / 90 mmHg, N : 76 x/menit, RR : 20 x/menit</p>
<p>Kulit/kepala&nbsp;&nbsp; : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.</p>
<p>Mata&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.</p>
<p>Hidung&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).</p>
<p>Mulut&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.</p>
<p>Dada&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Simetris, vesikuler.</p>
<p>Abdomen &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 13 x/menit.</p>
<p>Ekstremitas &nbsp;&nbsp;&nbsp; : Edema (-), kelemahan (-), lesi (-).</p>
<p>2.&nbsp; Nama&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Ny. T</p>
<p>KU&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Cukup, kesadaran CM</p>
<p>TTV&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : TD : 120 / 100 mmHg, N : 72 x/menit, RR : 24 x/menit</p>
<p>Kulit/kepala&nbsp;&nbsp; : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.</p>
<p>Mata&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.</p>
<p>Hidung&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).</p>
<p>Mulut&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.</p>
<p>Dada&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Simetris, vesikuler.</p>
<p>Abdomen &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 15 x/menit.</p>
<p>Ekstremitas &nbsp;&nbsp;&nbsp; : Edema (-), lesi (-), tangan kanan kurang kuat.</p>
<p>3.&nbsp;&nbsp; Nama&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : An. B.</p>
<p>KU&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Baik, kesadaran CM</p>
<p>TTV&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : TD : tidak dikaji, N : 76 x/menit, RR : 16 x/menit</p>
<p>Kulit/kepala&nbsp;&nbsp; &nbsp; : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.</p>
<p>Mata&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.</p>
<p>Hidung&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).</p>
<p>Mulut&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.</p>
<p>Dada&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Simetris, vesikuler.</p>
<p>Abdomen &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 17 x/menit.</p>
<p>Ekstremitas &nbsp;&nbsp;&nbsp; : Edema (-), kelemahan (-), lesi (-). Kaki terdapat bercak&nbsp; merah dan terdapat</p>
<p>nyeri persendian dan merasa ngilu tidak bisa berjalan</p>
<p>4.&nbsp; Nama&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : An. J.</p>
<p>KU&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Baik, kesadaran CM</p>
<p>TTV&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : TD : tidak dikaji, N : 80 x/menit, RR : 16 x/menit</p>
<p>Kulit/kepala&nbsp;&nbsp; : Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata, kepala tidak ada benjolan.</p>
<p>Mata&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.</p>
<p>Hidung&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung (-).</p>
<p>Mulut&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.</p>
<p>Dada&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Simetris, vesikuler.</p>
<p>Abdomen &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Nyeri tekan (-), Peristaltik usus : 17 x/menit.</p>
<p>Ekstremitas &nbsp;&nbsp;&nbsp; : Edema (-), kelemahan (-), lesi (-).</p>
<p><strong>VIII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN</strong></p>
<p><strong> </strong>Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan adalah An. B terkontrol dan penyakitnya cepat sembuh serta tidak ada yang menderita pada anggota keluarga yang lain dan masyarakat sekitar.</p>
<p><strong>IX. FUNGSI KEPERAWATAN KELUARGA</strong></p>
<p><strong> </strong>Keluarga dapat mengenali penyakit anggota keluarganya yang sakit dan mampu merawatnya.</p>
<p><strong>X. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL</strong></p>
<ol>
<li>Dalam keluarga tidak ada masalah gangguan jiwa.</li>
</ol>
<p><strong><span style="text-decoration: underline;">ANALISA DATA KEPERAWATAN KELUARGA</span></strong></p>
<table width="660" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="348">
<h2>DATA</h2>
</td>
<td width="312">
<h2>MASALAH PERAWATAN KELUARGA</h2>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="348"><strong>DS :</strong>
<p>-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;   Keluarga mengatakan   sejak klien sakit sebulan yang lalu Keluarga menanyakan penyebab penyakit   chikungunya, keluarga menanyakan apakah penyakit klien bisa bisa disembuhkan,   keluarga menanyakan apakah bisa menular.</p></td>
<td valign="top" width="312">
<ol>
<li>Ketidaktahuaan   tentang proses penyakit sehubungan dengan kurangnya informasi tentang   penyakit.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="348">-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;   Jendela rumah dan   ventilasi kurang pencahyaanya, sehingga kamar tidur dan ruang tengah tampak   gelap dan lembab</td>
<td valign="top" width="312">
<ol>
<li>Keadaan   fisik rumah tidak memenuhi syarat sehubungan dengan kurangnya pengetahuaan.</li>
</ol>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h1>Menentukan Prioritas</h1>
<p><strong>a.&nbsp; Kurang Pengetahuan</strong></p>
<table width="646" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="214"><strong>Kriteria</strong></td>
<td valign="top" width="120"><strong>Perhitungan</strong></td>
<td valign="top" width="72">
<h4>Skor</h4>
</td>
<td valign="top" width="241"><strong>Pembenaran</strong></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="214">
<ol>
<li>Sifat masalah</li>
</ol>
<h3>Ancaman kesehatan</h3>
</td>
<td valign="top" width="120">2/3   X 1</td>
<td valign="top" width="72">1</td>
<td valign="top" width="241">Ancaman   kesehatan yang tidak memerlukan tindakan segera</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="214">
<ol>
<li>Kemungkinan   masalah dapat diubah</li>
</ol>
<p><strong>Mudah</strong></p></td>
<td valign="top" width="120">2/2   x 2</td>
<td valign="top" width="72">2</td>
<td valign="top" width="241">Keluarga   sangat ingin tahu tentang penyakit klien</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="214">
<ol>
<li>Potensi   masalah untuk dicegah</li>
</ol>
<p><strong>Tinggi</strong></p></td>
<td valign="top" width="120">3/3   x 1</td>
<td valign="top" width="72">1</td>
<td valign="top" width="241">Keluarga   ingin diberikan penyuluhan kesehatan tentang chikungunya</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="214">
<ol>
<li>Menonjolkan   masalah Masalah</li>
</ol>
<p><strong><em>Masalah berat harus segera   ditangani</em></strong></p></td>
<td valign="top" width="120">½   x 2</td>
<td valign="top" width="72">1</td>
<td valign="top" width="241">Masalah   menyangkut cara perawatan &nbsp;klien di   rumah</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="214">
<h1>Total Score</h1>
</td>
<td valign="top" width="120"></td>
<td valign="top" width="72">5</td>
<td valign="top" width="241"></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p><strong> </strong></p>
<p><strong>b.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pencahayaan yang kurang</strong></p>
<table width="653" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="216"><strong>Kriteria</strong></td>
<td valign="top" width="121"><strong>Perhitungan</strong></td>
<td valign="top" width="73">
<h4>Skor</h4>
</td>
<td valign="top" width="243"><strong>Pembenaran</strong></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="216">
<ol>
<li>Sifat   masalah</li>
</ol>
<p><strong>Ancaman   kesehatan</strong></p></td>
<td valign="top" width="121">2/1   X 1</td>
<td valign="top" width="73">2</td>
<td valign="top" width="243">Masalah adalah   tidak sehat/resiko</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="216">
<ol>
<li>Kemungkinan   masalah dapat diubah</li>
</ol>
<p><strong>Tidak   dapat</strong></p></td>
<td valign="top" width="121">0/2   x 2</td>
<td valign="top" width="73">0/2   x 2</td>
<td valign="top" width="243">Keluarga   sementara tidak mau merubah ventilasi lagi dirumahnya karena biaya dan tidak   punya waktu</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="216">
<ol>
<li>Potensi   masalah untuk dicegah</li>
</ol>
<h3>Tinggi</h3>
</td>
<td valign="top" width="121">1/3   x 1</td>
<td valign="top" width="73">1/3</td>
<td valign="top" width="243">Keluarga tidak   memiliki keinginan untuk merubah</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="216">
<ol>
<li>Menonjolkan   masalah Masalah</li>
</ol>
<p><strong><em>Masalah   tidak dirasakan</em></strong></p></td>
<td valign="top" width="121">0/2   x 2</td>
<td valign="top" width="73">0</td>
<td valign="top" width="243">Keluarga biasa   dengan keadaan rumah yang gelap seperti itu bahkan sejak dulu tinggal disitu   tidak ada satu anggota keluargapun yang menderita sakit karena hal itu</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="216">
<h1>Total score</h1>
</td>
<td valign="top" width="121"></td>
<td valign="top" width="73">2   1/3</td>
<td valign="top" width="243"></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p><strong>PENYUSUNAN MASALAH SESUAI DENGAN PRIORITAS</strong></p>
<p><strong>Kurang pengetahuan&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; 5</strong></p>
<h3>Kekurangan sumber dalam keluarga 2 1/3</h3>
<p><strong>Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga</strong><strong> </strong></p>
<table width="933" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" width="37"><strong>No</strong></td>
<td rowspan="2" width="176"><strong>Diagnosa</strong></td>
<td colspan="2" width="257"><strong>Tujuan</strong></td>
<td colspan="2" width="276"><strong>Kriteria evaluasi</strong></td>
<td rowspan="2" width="187"><strong>Rencana intervensi</strong></td>
</tr>
<tr>
<td width="120"><strong>Umum</strong></td>
<td width="137"><strong>Khusus</strong></td>
<td width="138"><strong>Kriteria</strong></td>
<td width="138"><strong>Standard</strong></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37">1.</td>
<td valign="top" width="176">Ketidaktahuan tentang penyakit   sehubungan kurangnya informasi tentang penyakitnya :</td>
<td valign="top" width="120">Setelah penyuluhan 30 menit, keluarga mengetahui   tentang penyakit chikungunya</td>
<td valign="top" width="137">Keluarga tahu pengertian, penyebab,   gejala dan penyebab klien terkena chikungunya</td>
<td valign="top" width="138">Klien mampu menjelaskan, pengertian,   gejala dan penyebab chikungunya</td>
<td valign="top" width="138">Klien mampu menyebutkan pengertian, penyebab, 3   gelala dan 4 penyebab chikungunya</td>
<td valign="top" width="187">
<ul>
<li>Beri penjelasan   masalah kesehatan di dalam keluarga.</li>
<li>Diskusi tentang   pengetahuan fakta.</li>
<li>Motivasi pada   keluarga untuk memberi pengetahuan tentang penyakit chikungunya</li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37">2.</td>
<td valign="top" width="176">Keluarga menanyakan tentang penyakit   An. B
<p>Tn.L Menanyakan penyaktinya apakah   bisa disembuhkan.</p></td>
<td valign="top" width="120">Setelah penyuluhan 30 menit, keluarga   sudah mengetahui tentang penyakit chikungunya</td>
<td valign="top" width="137">Keluarga tahu pengertian, penyebab,   gejala dan penyebab klien terkena chikungunya
<p>Dapat menerapkan PHBS   lingkungan keluarganya</p></td>
<td valign="top" width="138">Klien mampu menjelaskan, pengertian,   gejala dan penyebab chikungunya</td>
<td valign="top" width="138">Klien mampu menyebutkan pengrtian,   penyebab, 3 gelala dan 4 penyebab chikungunya</td>
<td valign="top" width="187">
<ul>
<li>Beri penyuluhan   kesehatan tentang pengertian, gejala dan penyebab chikungunya</li>
<li>Kaji tingkat   pendidikan keluarga</li>
</ul>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="433" height="34"></td>
</tr>
<tr>
<td></td>
<td width="45" bgcolor="white" height="39">
<table width="100%" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td>20</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p><strong>Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga</strong></p>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="36"><strong>No</strong></td>
<td width="178"><strong>Diagnosa keperawatan</strong></td>
<td width="176"><strong>Tujuan Khusus</strong></td>
<td width="176"><strong>Tanggal</strong></td>
<td width="173"><strong>Implementasi</strong></td>
<td width="179"><strong>Evaluasi</strong></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="36">1.</td>
<td valign="top" width="178">
<ul>
<li>Ketidaktahuan tentang   penyakit sehubungan dengan kurangnya infomasi tentang penyakitnya.</li>
</ul>
</td>
<td valign="top" width="176">Setelah   penyuluhan 30 menit, keluarga sudah mengetahui tentang penyakit chikungunya</td>
<td valign="top" width="176">4 April 2009</td>
<td valign="top" width="173">
<ul>
<li>Beri penjelasan   masalah kesehatan di dalam keluarga.</li>
<li>Diskusikan tentang   pengetahuan fakta.</li>
<li>Motivasi pada   keluarga untuk memberi penjelasan tentang chikunguny</li>
</ul>
</td>
<td valign="top" width="179">Keluarga mampu   menjelaskan pengertian, penyebab dan gejala chikungunya</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="36">2.</td>
<td valign="top" width="178">
<ul>
<li>Keluarga menanyakan   tentang penyakitnya.</li>
<li>Tn. L menanyakan   kesembuhan penyakit anaknya</li>
</ul>
</td>
<td valign="top" width="176">Setelah   penyuluhan 30 menit, keluarga sudah mengetahui tentang penyakit chikungunya</td>
<td valign="top" width="176">7 April 2009</td>
<td valign="top" width="173">
<ul>
<li>Beri penyuluhan   kesehatan tentang pengertian, penyebab dan gejala chikungunya</li>
<li>Kaji tingkat   pendidikan keluarga</li>
</ul>
</td>
<td valign="top" width="179">Keluarga mampu   menjelaskan pengertian, penyebab dan gejala chikungunya
<p>Keluarga mampu merubah dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat   di lingkungan keluarga dan rumahnya</p></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="45" bgcolor="white" height="39">
<table width="100%" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td>21</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p><strong><br>
</strong></p>
<p><strong>CATATAN KEPERAWATAN</strong><strong> </strong></p>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="54"><strong>No.</strong></td>
<td valign="top" width="113"><strong>Tanggal</strong></td>
<td valign="top" width="274"><strong>Pelaksanaan</strong></td>
<td valign="top" width="208"><strong>Evaluasi</strong></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="54">1<strong>.</strong></td>
<td valign="top" width="113">4 April 2009</td>
<td valign="top" width="274">
<ol>
<li>Mengkaji   fisik</li>
<li>Mengkaji   pengetahuan tentang penyakit chikungunya</li>
<li>Beri penjelasan   masalah kesehatan di dalam keluarga.</li>
<li>Diskusi tentang   pengetahuan fakta.</li>
<li>
<table cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="45" bgcolor="white" height="39">
<table width="100%" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td>22</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p>Motivasi pada keluarga untuk memberi   pengetahuan tentang penyakit chikungunya<strong> </strong>
</p></li></ol>
</td>
<td valign="top" width="208">4 April 2009, jam 15.45 WIB
<p>S :</p>
<p>Keluarga   mengatakan&nbsp; belum banyak memahami dan   mengetahui tentang penyakit chikungunya dan perawatannya</p>
<p>O   :</p>
<p>Keluarga   mampu menjelaskan sebagian tentang penyakit chikungunya dan perawatannya.</p>
<p>Meminta untuk mengulangi penjelasan yang lengkap   kepada semua anggota keluarga</p>
<p>A   :</p>
<p>Masalah   teratasi sebagian</p>
<p>P   :</p>
<p>Pertahankan   dan lanjutkan intervensi</p></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="54">2.</td>
<td valign="top" width="113">7   April 2009</td>
<td valign="top" width="274">1)&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Menjelaskan   tentang penyakit chikungunya : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan,   pencegahan dan pengambilan keputusan.
<p>2)&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Menjelaskan   cara pencegahan agar tidak menjadi menular.</p></td>
<td valign="top" width="208">7   April 2009, jam 13.30 WIB
<p>S :</p>
<p>Keluarga   mengatakan&nbsp; memahami dan mengetahui   tentang penyakit chikungunya dan perawatannya</p>
<p>O   :</p>
<p>Keluarga mampu menjelaskan sebagian tentang   penyakit chikungunya dan perawatannya setelah diberi penyuluhan</p>
<p>A   :</p>
<p>Masalah   teratasi</p>
<p>P   :</p>
<p>Pertahankan   dan lanjutkan intervensi</p></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table style="height: 277px;" width="342" align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="294" height="311">SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
<p>MATA&nbsp; AJARAN&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Kesehatan Lingkungan dan Chikungunya</p>
<p>POKOK BAHASAN&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Chikungunya</p>
<p>SUB POKOK BAHASAN&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Penanggulangan Chikungunya di lingkungan keluarga kita</p>
<p>SASARAN&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Keluarga Tn. L</p>
<p>WAKTU&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : 20 MENIT</p>
<p>TEMPAT&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Rumah Keluarga Tn. L</p>
<p>HARI/TANGGAL&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Selasa, 7 April 2009</p>
<ol>
<li> I.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)</li>
</ol>
<p>Melalui kegiatan pembelajaran ini, keluarga Tn. L memahami bagaimana cara menanggulangi Chikungunya di lingkungan keluarga.</p>
<ol>
<li>TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)</li>
</ol>
<p>Setelah diberkan penyuluhan ini, keluarga Tn. L dapat:</p>
<ol>
<li>mengetahui tentang Chikungnya</li>
<li>mengetahui gejala Chikungunya</li>
<li>mengerti bagaimana upaya pencegahan Chikungnya</li>
</ol>
<ol>
<li> III.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; METODE
<ol>
<li>Ceramah</li>
<li>Diskusi/ Tanya jawab</li>
</ol>
</li>
</ol>
<ol>
<li> IV.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; MATERI PEMBELAJARAN</li>
<li>Pengertian Chikungnya</li>
</ol>
<p>Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.</p>
<p>Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).<sup> </sup>Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.</p>
<ol>
<li>Gejala</li>
</ol>
<p>Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.</p>
<p><sup> </sup></p>
<ol>
<li>Demam</li>
</ol>
<p>Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan.<sup> </sup>demam tinggi mencapai 39-40 derajat C.</p>
<ol>
<li>Sakit persendian</li>
</ol>
<p>Kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.</p>
<ol>
<li>Nyeri otot</li>
</ol>
<p>Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.</p>
<ol>
<li>Bercak kemerahan (ruam) pada kulit</li>
</ol>
<p>Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.</p>
<ol>
<li>Sakit kepala</li>
</ol>
<p>Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia.</p>
<ol>
<li>Kejang dan penurunan kesadaran</li>
</ol>
<p>Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.</p>
<ol>
<li>Gejala lain</li>
</ol>
<p>Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.</p>
<p>Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:</p>
<ul>
<li>Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).</li>
<li>Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut.</li>
<li>Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah.</li>
<li>Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.</li>
<li>Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari.</li>
</ul>
<p>Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.<sup> </sup>Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang.</p>
<ol>
<li>Pencegahan</li>
</ol>
<p>Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.</p>
<ul>
<li>Menutup tempat penyimpanan air</li>
<li>Mengubur sampah</li>
<li>Menaburkan larvasida.</li>
<li>Memelihara ikan pemakan jentik</li>
<li>Pengasapan</li>
<li>Pemakaian anti nyamuk</li>
<li>Pemasangan kawat kasa di rumah</li>
</ul>
<p>Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.</p>
<p>Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan.</p>
<ol>
<li> V.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; KEGIATAN PENYULUHAN</li>
</ol>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="42">No</td>
<td valign="top" width="244">Kegiatan   penyuluhan</td>
<td valign="top" width="105">Waktu</td>
<td valign="top" width="181">Respon   Keluarga</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="42">1
<p>2</p>
<p>3</p>
<p>4</p>
<p>5</p></td>
<td valign="top" width="244">Memberi salam dan   mengenalkan diri
<p>Menjelaskan maksud,   tujuan</p>
<p>Menyampaikan materi</p>
<ul>
<li>Pengertian chikungunya</li>
<li>Perbedaan gejala</li>
<li>Pencegahan</li>
</ul>
<p>Tanya jawab/ diskusi</p>
<p>Evaluasi dan salam   penutup</p></td>
<td valign="top" width="105">1 menit
<p>2 menit</p>
<p>8 menit</p>
<p>8 menit</p>
<p>1 menit</p></td>
<td valign="top" width="181">Keluarga Tn. L &nbsp;menjawab salam
<p>Mendengarkan</p>
<p>Mendengarkan penjelasan dan penyuluhan</p>
<p>Bertanya dan memperhatikan</p>
<p>Menjawab salam</p></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<ol>
<li> VI.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; MEDIA
<ol>
<li>Leaflet</li>
</ol>
</li>
</ol>
<p>VII. EVALUASI</p>
<p>1. Bentuk &nbsp; : Mengajukan pertanyaan</p>
<p>2. Tehnik &nbsp;&nbsp; : Formatif</p>
<p>3. Hasil dari evaluasi:</p>
<ul>
<li>Keluarga Tn. L dapat menjelaskan pengertian Chikungunya</li>
<li>Keluarga Tn. L dapat menyebutkan tanda dan gejala Chikungunya</li>
<li>Keluarga Tn. L dapat menyebutkan pencegahan Chikungunya</li>
</ul>
<p>SATUAN ACARA PEMBELAJARAN</p>
<p>( SAP )</p>
<p>CHIKUNGUNYA</p>
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td width="190" height="16"></td>
</tr>
<tr>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p>OLEH :</p>
<p>IIP ARIF BUDIMAN, S.Kep</p>
<p>NIM : 4201.0108.A.012</p>
<p>PROGRAM PROFESI NERS</p>
<p>SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON</p>
<p>( STIKes CIREBON )</p>
<p>TAHUN 2008-2009</p>

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

 
TOP